Sabtu, 02 Februari 2013

SHALAT SUNNAH RAWATIB

A. Ketentuan Shalat Sunat Rawatib

1. Pengertian Shalat Sunat rawatib.

          Shalat sunat rawatib ialah shalat yang dikerjakan ketika mengiringi atau menyertai shalat fardu (shalat wajib). Shalat sunat tersebut dapat dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardu. Shalat sunat yang dikerjakan sebelum shalat fardu disebut shalat sunat rawatib qobliah, sedangkan shalat sunat yang dikerjakan setelah shalat fardu disebut shalaat sunat rawatib ba’diah.

2. Pelaksanaan Shalat Sunat rawatib

Pelaksanaan shalat sunat rawatib dibagi menjadi dua, yaitu:

A. Shalat sunat rawatib muakad, yaitu shalat sunat yang sangat dianjurkan pelaksaannya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw.

Artinya : Dari Abdullah bin Umar Ia berkata : “Saya ingat (hafal) dari Rasulullah saw.
dua rakaat sebelum zuhur, dua rakaat sesudah zuhur, dua rakaat sesudah
magrib, dua rakaat sesudah isa, dan dua rakaat sebelum subuh.” ( HR.Bukhari
dan Muslim )

Dari hadits di atas, dapat dipahami bahwa waktu pelaksanaan shalat sunat rawatib muakad
ialah sebagai berikut :

1. Dua rakaat sebelum shalat subuh.
2. Dua rakaat sebelum shalat zuhur
3. Dua rakaat sesudah shalat zuhur
4. Dua rakaat sesudah shalat magrib
5. Dua rakaat sesudah shalat isya'

B. Shalat sunat rawatib gairu muakad, ialah shalat sunat yang kurang ditekankan
pelaksanaannya. Adapun waktu pelaksanaan shalat sunat gairu muakad sebagai berikut :

1. Dua rakaat sebelum shalat magib
2. Dua rakaat sebelum shalat isa
3. Dua rakaat sebelum shalat zuhur
4. Dua rakaat sebelum shalat asar
5. Dua rakaat sesudah shalat zuhur

B. Mempraktikan Shalat Sunat Rawatib.

        Cara melaksanakan shalat sunat rawatib , baik sebelum atau sesudahnya ( qobliyah dan ba’diah )
dikerjakan dua rakaat sama seperti shalat sunat lainnya, tetapi yang berbeda hanya niatnya saja.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam melaksanakan shalat sunat rawatib yaitu :

1. Tidak didahului azan dan iqamat
2. Tidak dilaksanakan secara berjama’ah
3. Bacaannya tidak dinyaringkan
4. Setiap dua rakaat satu salam jika hendak melaksanakan shalat sunat     lebih dari dua rakaat.
5. Diutamakan pada rakaat pertama membaca surat al kafirun, dan pada     rakaat kedua membaca surat al ikhlas.
6. Lebih utama dilakukan di rumah
7. Dilaksanakan secara Munfarid

c. Contoh tata cara shalat sunnah Rawatib


Minggu, 13 Januari 2013

MACAM MACAM SUJUD

A. Sujud Syukur

1. Pengertian Sujud Syukur


          Sujud syukur ialah sujud yang dilakukan sebagai tanda terima kasih kepada Allah swt. atas
karunia-Nya, berupa keberumtumgan, keberhasilan atau karena terhindar dari bahaya atau
kesulitan. Sujud syukur hukumnya sunnah.

Adapun dalil disariatkannya sujud syukur ialah sebagaimana sabda rasulullah saw.
Artinya : Bahwa Nabi saw. apabila dating kepada beliau yang mengembirakan, atau kabar
suka, beliau terus sujud berterima kasih kepada Allah ( H.R. Imam Daud dan
tarmidzi )

2. Tata Cara Sujud Syukur

Sujud syukur dulakukan sama seperti sujud tilawah, yaitu cukup sujud satu kalisaja.
Adapun tata cara sujud syukur adalah sebagai berikut,
a. Takbiratul ihram
b. Sujud, lalu membacakan bacaan sujud syukur dan do’anya
     Doanya berbunyi sebagai berikut :

       Artinya : “ Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha
        Besar
c. salam

3. Contoh video sujud syukur



B. Sujud Sahwi

1. Pengertian Sujud Sahwi.

        Sujud sahwi ialah sujud dua kali yang dilakukan setelah membaca tasyahud akhir sebelum
salam karena terlupa salah satu rukun shalat, baik kelebihan maupun kekurangan dalam
melaksanakannya.. Melakukan sujud sahwi hukumnya sunnah bagi seseorang pada waktu salat,
sebagaimana sabda Rasulullah saw.
          Artinya : “ Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi Muhammad saw. bersabda: Apabila salah
          seorang dari kamu ragu dalam salat, ia sudah mengerjakan tiga atau empat, maka
          hendaklah dihilangkannya keraguan itu, dan diteruskan salatnya menurut yang
          diyakini, kemudian hendaklah sujud dua kali sebelum salam, “ ( HR, Ahmad dan
          Muslim )

Adapun sebab-sebab melakukan sujud sahwi ialah sebagai berikut :
a. Apabila ragu-ragu terhadap bilangan rakaat yang telah dikerjakan.
b. Kelebihan rakaat atau rukun dalam salat
c. Apabila lupa tidak melakukantasyahud awal atau tidak mengerjakan salah satu diantara
sunat-sunat salat.

2. Tata Cara Melakukan Sujud Sahwi.

Tatacara melakukan sujud sahwi ialah sebagai berikut :
a. Setelah membaca tasyahud akhir, kemudian sujud diiringi dengan takbir. Di dalam
sujud, membaca sujud sahwi, yaitu

        Artinya : “ Mehasuci Allah yng tidak tidur dan tidak pernah lupa,”

b. Duduk seperti duduk antara dua sujud
c. Sujud dan membaca doa sujud sahwi lagi
d. Duduk lagi dan memberi salam.

c. Contoh video sujud sahwi



C. Sujud Tilawah

1. Pengertian Sujud Tilawah.

       Sujud tilawah ialah sujud yang dilakukan seseorang karena membaca atau mendengar
bacaan Al Qu’an, yang ada ( bertemu dengan ) ayat sajdahnya. Dalam Al Qur’an terdapat 15
tempat ayat sajdah yaitu :

a. Surat Al A’raf Ayat 105 i. Surat Maryam Ayat 58
b. Surat An-Naml Ayat 26 j. Surat Anjm Ayat 62
c. Surat Ar-Ra’du Ayat 15 k. Surat Al Hajj Ayat 18
d. Surat As-Sajdah Ayat 15 l. Surat Al Insyiqaq Ayat 21
e. Surat An-Nahl Ayat 50 m. Surat Al Hajj Ayat 77
f. Surat Ashad Ayat 24 n. Surat Al ‘Alaq Ayat 19
g. Surat Al Isra’ Ayat 109 o. Surat Al Furqan Ayat 60
h. Surat Fushshilat Ayat 38

2. Tata Cara Melakukan Sujud Tilawah.

Sujud tilawah dilakukan cukup satu kali saja dan dapat dilakukan pada waktu melaksanakan
salat maupun di luar salat. Apabila dilakukan diluar salat, maka harus memenuhi rukunrukunnya
sebagai berikut :
a. niat.
b. takbiratul ihram
c. sujud
d. memberi salam sesudah duduk.

Adapun bacaan pada waktu sujud ialah sebagai berikut :

Artinya : “ Sujudlah wajahku kepada Allah yang telah menciptakannya, yang membukakan
pendengaran dan penglihatan dengan daya dan kekuatan-Nya. Maka Maha Suci
Allah, sebaik-baik penciptaan.”

c. Contoh video sujud tilawah




D. Hikmah Sujud Syukur, Sahwi, dan Tilawah

Hikmah dari sujud syukur,sujud sahwi ,dan sujud tilawah diantaranya sebagai berikut :
a. Manusia menyadari kekurangan dan kelemahannya sebagai manusia ciptaan Allah SWT.
b. Manusia harus selalu mensyukuri nikmat Allah SWT, yang telah diberikan kepada mereka.
 
tha